Selasa, 09 Juli 2019

MATERI BIOLOGI KELAS X SMA (KEANEKARAGAMAN HAYATI)

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Pendahuluan

Ragam makhluk hidup yang ada di bumi ini bermacam-macam. Para ilmuan memperkirakan bahwa planet bumi ini dihuni oleh lebih kurang puluhan juta jenis makhluk hidup. Dari jumlah tersebut, baru sekitar 1,5 juta jenis yang telah dikenal manusia. Hal yang menarik, dari jutaan makhluk hidup yang menghuni planet bumi, tidak ada dua individu pun yang benar-benar sama untuk segala hal, bahkan dua anak kembar identik sekalipun. Kenyataan tersebut menunjukkan pada kita, bahwa di planet bumi dijumpai keanekaragaman hayati atau biodiversitas.

Di Indonsia, keanekaragaman hayati sangat luar biasa. Dengan wilayah hutan hujan tropis terluas nomor 3 di dunia, Indonesia memiliki 10% spesies tumbuhan di dunia, 12% spesies mamalia di dunia, 16% spesies reptilia dan amfibi di dunia, serta 17% spesies burung di dunia.

Indonesia dengan kekayaan keanekaragaman hayatinya juga memiliki beberapa hewan dan tumbuhan endemik (hanya dapat hidup di suatu daerah tertentu) . Berikut beberapa contoh hewan dan tumbuhan endemik di Indonesia.
Hewan dan Tumbuhan Endemik  Indonesia
 Pengertian Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati yang ada di dunia ini meliputi berbagai variasi bentuk, ukuran, jumlah (frekuensi), warna, dan sifat-sifat lain dari makhluk hidup.

Keanekaragaman hayati merupakan keanekaragaman diantara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk diantaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik (perairan ) lainnya, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keanekaragaman dalam spesies hingga ekosistem.

Ada dua faktor penyebab terjadinya keanekaragaman, yaitu faktor keturunan/faktor genetik dan faktor lingkungan. Faktor keturunan disebabkan oleh adanya gen yang akan memberikan sifat dasar atau sifat bawaan. Sifat bawaan ini diwariskan secara turun-temurun dari induk kepada keturunannya. Namun sifat bawaan terkadang tidak muncul (tidak tampak) karena faktor lingkungan. 

Keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga tingkat, yaitu keanekaragaman gen, 
keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.
A. Keanekaragaman Tingkat Gen

Keanekaragaman pada tingkatan gen merupakan keanekaragaman yang paling rendah. Gen adalah faktor pembawa sifat yang terdapat di dalam kromosom. Kromosom terdapat di dalam inti sel. Keanekaragaman gen ditunjukkan, antara lain, oleh variasi bentuk dan fungsi gen. Misalnya, pada manusia, ada gen yang mengontrol bentuk wajah, warna rambut, jenis kelamin, warna kulit, dan golongan darah. Hal ini memungkinkan adanya variasi manusia yang ada di dunia ini. Coba kalian amati wajah teman-teman kalian satu kelas, apakah ada yang memiliki wajah sama? Pasti terdapat perbedaan di antara mereka walaupun ada yang kembar.
Keanekaragaman tingkat gen pada wajah manusia di berbagai daerah di Indonesia
Apa yang menyebabkan terjadinya keanekaragaman gen? Perkawinan antar dua individu adalah salah satu jawabannya. Seperti diketahui, setiap individu memiliki susuna gen yang berbeda. Setiap induk akan memberikan satu perangkat gen untuk keturunannya. Keturunan hasil perkawinan memiliki perangkat gen baru yang berasal dari kedua induknya. Hal ini menunjukkan bahwa kombinasi gen dari dua individu menyebabkan keanekaragaman gen.

Keanekaragaman gen dapat disebut juga sebagai variasi susunan gen dalam suatu spesies sehingga terbentuk suatu variasi yang dinamakan varietas. Keanekaragaman gen akan menyebabkan variasi antar individu dalam spesies yang sama. Fenotip (penampakan) suatu individu merupakan interaksi antar faktor genetik (perangkat gen) dan keadaan lingkungan. Suatu spesies memiliki kecenderungan untuk menyebar ke berbagai tempat yang kondisinya berbeda. Adakah pengaruh faktor lingkungan terhadap suatu individu?

Keanekaragaman geografis memungkinkan makhluk hidup dengan spesies yang sama dan hidup pada kondisi lingkungan yang berbeda dalam waktu yang relatif lama memiliki perbedaan. Perbedaan dapat terjadi secara morfologis ataupun fisiologis. Seperti contohnya perbedaan tinggi tanaman Yarrow yang tumbuh di lereng gunung Sierra Nevada di California. Tinggi tanaman tersebut makin berkurang sejalan dengan meningkatnya ketinggian tempat tumbuhnya. Pada ketinggian 0 sampai 1.000 meter di atas permukaan laut, tinggi tanaman Yarrow mencapai ukuran maksimal. Semakin bertambah ketinggian tempat hidupnya maka tinggi tanaman semakin berkurang. Pada ketinggian 3.000 meter di atas permukaan laut (ketinggin maksimal), ukuran tanamannya paling pendek. Saat ketinggian tempat menurun, ketinggian tanaman kembali bertambah.

B. Keanekaragaman  Tingkat Spesies (Jenis)
Keanekaragaman spesies merupakan jenis-jenis atau variasi spesies yang menempati suatu habitat atau suatu wilayah. Keanekaragaman jenis atau keanekaragaman spesies menunjukkan seluruh variasi yang terdapat pada makhluk hidup dalam satu keluarga. Keanekaragaman tersebut lebih mudah diamati daripada keanekaragaman gen. Perbedaan antarjenis makhluk hidup dalam satu keluarga lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antarindividu dalam satu spesies.

Sebagai contoh, perbedaan antara kelapa, kurma, dan sagu. Meskipun tumbuhan-tumbuhan itu merupakan satu kelompok tumbuhan palem-paleman, masing-masing memiliki fisik yang berbeda dan hidup di tempat yang berbeda. Misalnya, kelapa tumbuh di pantai, kurma tumbuh di daerah kering, dan sagu tumbuh di pegunungan basah (rawa gambut).
Keanekaragaman tingkat spesies pada famili/keluarga Felidae
C. Keanekaragaman  Tingkat Ekosistem
Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya yang berupa faktor biotik dan faktor abiotik. Faktor biotik meliputi berbagai jenis makhluk hidup, misalnya tumbuhan atau hewan. Perbedaan letak geografis terutama dilihat berdasarkan perbedaan garis lintangnya, menyebabkan perbedaan iklim. Perbedaan iklim menyebabkan terjadinya perbedaan faktor abiotik yang meliputi tanah, temperatur, curah hujan, intensitas cahaya matahari, kelembapan, salinitas, tingkat keasaman, dan kandungan mineral. Baik faktor biotik maupun abiotik memang sangat bervariasi. Oleh karena itu, ekosistem yang merupakan kesatuan dari faktor biotik dan abiotik pun bervariasi pula. Di dalam ekosistem, komponen ekosistem harus dapat berinteraksi dengan komponen biotik lainnya dan dengan komponen abiotik agar dapat bertahan hidup. Jadi, interaksi antarorganisme di dalam ekosistem ditetukan oleh komponen biotik dan abiotik yang menyusunnya. Komponen biotik sangat beraneka ragam, demikian pula komponen abiotik memiliki perbedaan kualitas dan kuantitas. Perbedaan komponen-komponen penyusun tersebut mengakibatkan perubahan interaksi yang ada sehingga menciptakan ekosistem yang berbeda-beda pula. Jadi, keanekaragaman hayati pada tempat yang berlainan akan menyusun ekosistem yang berbeda-beda.
Ada 2 tipe ekosistem, yaitu:a 

1.Ekosistem Perairan (Akuatik), Ekosistem perairan merupakan ekosistem yang kompone abiotiknya sebagai besar terdiri atas air. Contohnya Ekosistem  air tawar dan ekosistem air laut Makhluk hidup (komponen biotik) dalam ekosistem perairan dibagi dalam beberapa kelompok antara lain sebagai berikut.

· Plankton
Terdiri atas fitoplankton dan zooplankton, Organisme ini dapat bergerak dan berpindah tempat secara pasif karena pengaruh arus air, seperti ganggung uniseluler dan protozoa.

· Nekton
Organisme yang bergerak aktif ( berenag ) seperti katak dan ikan.

· Neuston
Organisme yang mengapung di permukaan air, seperti eceng gondok, serangga air, ganggang dan teratai.

· Bentos
Organisme yang berada di dasar perairan, seperti cacing, udang, ganggang dan kepiting.

· Perifiton
Organisme yang melekat pada organisme lain seperti siput dan ganggang.
                                   Ekosistem air tawar di danau Toba
   

2. Ekosistem Darat
Ekosistem darat merupakan ekosistem yang berada di wilayah daratan. Ekosistem darat meliputi area yang luas yang disebut bioma. Ekosistem darat atau ini sangat dipengaruhi oleh hal tertentu, yakni iklim. Sementar iklim sendiri juga sangat dipengaruhi oleh beberapa hal. Yakni letak geografis (meliputi ketinggian suatu tempat terhadap permukaan air laut), dan juga letak astronomis (yang meliputi garis lintang atau garis bujur). Berikut adalah contoh-contoh ekosistem darat.



0 komentar:

Posting Komentar